International Student Buddy Batch 5 Training Day 1

JUMAT, (13/3) lalu UPT Layanan Internasional Universitas Mulawarman resmi menggelar pelatihan untuk International Student Buddy (ISB) angkatan kelima. Proses seleksi lumayan panjang. Terlebih, pendaftaran dibuka sebanyak dua gelombang. Terbukti dengan hadirnya 30 mahasiswa yang berasal dari berbagai fakultas saat itu, menandakan bahwa antusiasme mahasiswa Unmul cukup tinggi mengikuti seleksi sebagai ISB.  Mereka orang-orang terpilih yang memiliki kemampuan berbahasa Inggris dan talenta di bidang seni. Kedua hal tersebut memang jadi persyaratan menjadi ISB. 


Diungkapkan Sukemi, S.Pd., M.Sc. selaku PIC penjaringan ISB tahun ini, bukanlah hal mudah menyeleksi para pendaftar. Banyak pertimbangan dan cukup memakan waktu. Pelatihan itu menjadi bukti bahwa UPT. Layanan Internasional berhasil menjaring mahasiswa berkompeten.  


Pada pukul delapan, peserta diharuskan melakukan registrasi. Dipandu oleh master of ceremony (MC) Aldi, acara berlanjut ke pembacaan do’a dan pembukaan. Sambutan disampaikan langsung oleh Kepala UPT. Layanan Internasional, Widi Sunaryo, SP., M.Si., Ph.D. dan Dr. Ir. H. Encik Akhmad Syaifudin, MP. selaku Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni. Dalam sambutannya, Widi menyampaikan bahwa menjadi ISB banyak mendapat keuntungan. Terutama, secara eksklusif bisa mendapat informasi terbaru mengenai program internasional yang ada di Unmul.  “ISB merupakan perpanjangan tangan dari UPT. Layanan Internasional. Mengingat para pengelola tak bisa menangani semuanya sekaligus, maka kami membutuhkan mahasiswa yang bisa ikut membantu program kami,” jelas Widi.  
Setelah penjelasan singkat mengenai ISB, sambutan dilanjutkan oleh Encik Akhmad Syaifudin. Dia menceritakan secara singkat alasan ISB dibentuk. Kala itu, Unmul banyak melakukan program dan acara berbasis internasional. Sehingga pada 2015, UPT. Layanan Internasional resmi merekrut ISB angkatan pertama.  “Bisa dikatakan, ISB pun merupakan unit kegiatan mahasiswa yang ditangani langsung oleh UPT, Layanan Internasional. Sebab, ada beragam kegiatan yang pastinya melibatkan mahasiswa setelah bergabung,” ungkap Encik.  Sambutan singkat berakhir, penyematan tanda peserta dan foto bersama pun dilakukan. Dalam pelatihan ini, peserta juga dibekali dengan berbagai materi yang diharapkan sebagai bekal mereka ketika resmi jadi anggota ISB. Encik Akhmad Syaifudin memulai materi pertama mengenai target visi dan misi, serta target Unmul dalam kegiatan mahasiswa. 


Sekaligus menyampaikan tentang kampus merdeka. Tak kalah menarik, materi mengenai potensi pariwisata Kaltim turut disampaikan oleh Kepala Dinas Pariwisata Kaltim, Sri Wahyuni, MPP. Pengetahuan tentang pariwisata jadi faktor penting. Sebab, para ISB diharapkan mampu menyebarkan informasi tersebut kepada warga atau mahasiswa asing yang tengah berkunjung ke Unmul. Peserta terlihat antusias, sebagian dari mereka sudah tahu tempat-tempat wisata yang diperlihatkan oleh Sri.  Tak sampai di situ, pemberian materi berlanjut. Kali ini mengenai etika dan budaya ketimuran. Disampaikan langsung oleh Dr. phil. Maria Teodora Ping, M.Sc. Mencoba beri pemahaman lintas budaya pada peserta. Sebab, mereka akan berhadapan langsung dengan warga asing yang latar belakang budayanya sangat berbeda.  Masih ada dua agenda terakhir yang tersisa pada hari itu. Materi public speaking dan pelatihan membuat presentasi dan video. Peserta pun diminta membawa laptop masing-masing. Materi disampaikan oleh Dr. Sudarman, S.Pd., M.Pd. Peserta mulai menyimak, terlebih public speaking masih menjadi momok bagi sebagian orang. Apalagi, nantinya ISB akan mendampingi para mahasiswa asing yang tengah belajar bahasa Indonesia di Unmul. Terjalinnya komunikasi yang lancar sangat perlu.  Sudarman pun meminta peserta mengenalkan diri masing-masing hingga belajar menjelaskan sesuatu tanpa hambatan. Peserta punya caranya tersendiri, beberapa mengundang gelak tawa. Percaya dirinya begitu terlihat. Terakhir, Sudarman menyampaikan tips dan trik membuat presentasi dan video yang menarik. Namun dengan cara yang simpel.  “Mahasiswa itu harus kreatif. Saya enggak mau kalau masih ada yang pakai template. Padahal cara membuatnya mudah dan semua pasti bisa mengikuti. Jadi kita belajar hari ini,” ungkap Sudarman.  Beberapa peserta mengalami kesulitan, namun tak berlangsung lama. Walhasil, semua sudah terbiasa untuk membuatnya. Sampai lupa waktu, tak terasa hari sudah sore. Sudah waktunya peserta pulang ke rumah dan menyiapkan diri demi pelatihan kedua pada esok hari. Masih ada keseruan lainnya. (Yas)